GURU BIASA ADALAH GURU YANG MAMPU MENJELASKAN, GURU BAIK ADALAH GURU YANG MAMPU MENDEMONSTRASIKAN DAN GURU HEBAT ADALAH GURU YANG MAMPU MENGINSPIRASI SISWA.

Senin, 24 Oktober 2011

THE CHEMISTRY OF LOVE ITU APA?


Setelah lama gak update blog, kali ini aku mau tulis yang ringan2 aja. Aku ingin berbagi cerita ketika mengajar Biologi kelas 8 SMP. Mengajar di kelas 7, 8 dan 9 semua sudah aku alami. tapi paling banyak ngajar di kelas 8. Materi pelajaran Biologi kelas 8 yang paling disukai anak-anak adalah “Pertumbuhan & Perkembangan Manusia”.  Apalagi kalau tiba pada sub pokok bahasan tahapan perkembangan remaja (Masa Adolesen), semua pada tertarik. Ehem... kalau saja semua materi biologi yang diberikan di kelas 8 anak-anak sangat antusias seperti ini betapa senangnya... Sedih banget kalo lagi membahas materi tentang tumbuhan, kalo gak pinter2 milih model & media pembelajarannya anak2 pada gak semangat.

Kamis, 08 September 2011

TENTANG SERTIFIKASI GURU

Tulisan ini saya buat ketika mempelajari beberapa PERATURAN PEMERINTAH & PERMENDIKNAS yg penting untuk diketahui oleh seseorang yg berprofesi sebagai guru. Saya pilih temanya “Sertifikasi Guru”, karena guru yang profesional katanya adalah guru yg telah memiliki “Sertifikat Pendidik”. Apa sebenarnya sertifikasi guru? Sertifikasi Guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. 

KOMPETENSI GURU

Berbicara mengenai kompetensi guru mari kita baca PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU. Isi PP tersebut yang saya kutip adalah Bab II tentang KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI. Pasal 2 dalam PP tersebut menyebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi,Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan Pasal 3 berbunyi:
(1)  Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
(2)  Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
(3)  Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat holistik.

Rabu, 10 Agustus 2011

BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER THINKING/HIGHER LEVEL THINKING)

Quantcast
Berpikir Tingkat Tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan  atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Membahas tentang “Berpikir Tingkat Tinggi”, mengingatkan kita kepada Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek mencipta. Sedang tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi, masuk dalam bagian intilektual berpikir tingkat rendah atau lower-order thinking. Membahas tentang berpikir tingkat tinggi, kita bahas dulu tentang Ketrampilan berfikir.

Minggu, 17 Juli 2011

MENYUSUN RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun  RPP secara lengkap dan sistematis serta disesuaikan dengan kalender pendidikan. Penyusunan RPP bertujuan agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Senin, 20 Juni 2011

TUJUAN PENDIDIKAN


Apa sebetulnya tujuan pendidikan? Seorang guru kadang-kadang hanya berkutat pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai, dan lupa apa sebenarnya Tujuan Pendidikan Nasional Kita. Akibatnya proses pembelajaran di kelas seperti sekedar transfer materi kepada siswa dan seolah-olah tujuan akhirnya adalah ujian nasional. Seorang guru terkadang lupa bahwa ada Undang-undang dan peraturan pemerintah yang harus dijadikan dasar dan acuan dalam pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran di kelas.

Kamis, 26 Mei 2011

NEGARA DENGAN KUALITAS PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA


Banyak yang tidak tahu bahwa peringkat pertama untuk kualitas pendidikan di dunia adalah Negara Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai dengan GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia. Peringkat I dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survey internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas.

Sabtu, 07 Mei 2011

TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER


Membahas tentang pendidikan karakter, mari kita simak terlebih dahulu kutipan sambutan Menteri Pendidikan Nasional pada hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2011:
“Pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi penting dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi. Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap Bangsa dan Negara dengan Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pilarnya. Itulah alasan mengapa tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 ini adalah Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan Subtema Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti.  
Tema tersebut mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantoro yang hari ini kita peringati hari kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pendidikan, kata Ki Hajar Dewantoro adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan jasmani anak didik”.

Sabtu, 23 April 2011

URAIAN TUGAS GURU


Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 35
ayat (1) : mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Pasal 35
ayat (2) : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses pembelajaran, guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran saja, sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya.

PREDIKSI SOAL UN IPA BIOLOGI SMP 2011

Bagi siswa-siswi SMP yang akan mengikuti Ujian Nasional tanggal 25-28 April 2011 dapat mempelajari prediksi soal  UN IPA yang bisa didownload melalui URL dibawah ini!
Silahkan Login sebagai tamu!
Selamat belajar semoga sukses...

SUMBER BELAJAR (Learning Resources)

Memanfaatkan halaman Sekolah sebagai sebagai Sumber Belajar.

Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng (1990: 83) menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. Jadi Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Sebagian besar guru kecenderugan memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington (1984), bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Hal senada juga diperkuat oleh suatu hasil penelitian para dosen IKIP Semarang mengenai kebutuhan informasi, yang menyatakan bahwa banyak sumber belajar diperpustakaan yang belum dikenal dan belum diketahui penggunaannya. Keadaan ini diperparah pemanfaatan buku sebagai sumber belajar juga masih bergantung pada kehadiran guru, kalau guru tidak hadir maka sumber belajar lain termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a) Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Ada berapa jenis sumber belajar?
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
  1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
  2. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
Apa kriteria memilih sumber belajar?
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
Bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science, Richarson dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment in which we live. Consequently the students study of science should have this orientation”. Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar sangat tergantung pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dpat melihat alam sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.
Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka. Peserta didik akan merasa senang jika suasana belajar sesekali di luar kelas, sehingga mereka tidak bosan. Tetapi proses pembelajaran di luar kelas memang menuntut pengawasan dan kesabaran yg ekstra dari guru. Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
Fungsi Sumber Belajar
Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut Hanafi (1983: 4-6) adalah untuk:
a. Meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu dengan jalan (1) Memepercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik. (2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah peserta didik.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan: (1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional. (2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan: (1) Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis. (2) Pengembangan bahan pelajaran yang dilandasi penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan (1) Meningkatkan kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi (2) Penyajian data dan informasi secara lebih konkrit.
e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena (1) Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret. (2) Memberikan pengetahuan yang bersifat langsung.
f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa, dengan jalan: (1) Pemanfaatan secara bersama lebih luas tenaga atau kejadian yang langka. (2) Penyajian informasi yang mampu menembus geografis.

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1977. Selecting Media for Learning. Washington DC: Association for Education Communication and Technology.

Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung Haryono. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

Barbara B. Seels, Rita C. Richey. 1994. Instructional Technology: The definition and Domains of the Field. Washington, DC: Associations and Technology.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Teknologi Instruksional. Jakarta: Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi.

Gagne, R.M., & Briggs, L.J., 1979. Principles of Instructional Design, New York: Holt, Renerhart and Winston.

Henry & Perceval, Elington, Fred. 1984. A Handbook of Educational technology. London: Kogan Page Ltd. Pentoville Road.

Regeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview f their Current Status. Hillsdale, N.J: Lawrence Erlbaum Associates, 3-36.

Suthardhi, SD. 1981. “Pemanfaatan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar Anak”. Analisis Pendidikan. Depdikbud. Jakarta Tahun II. (1) 146-159.

Anonim, 2009. Sumber-sumber belajar untuk mengefektifkan pembelajaran siswa. Diakses pada tanggal 22 April 2011 http://alumni.smadangawi.net/ 2009/07/12/ sumber-belajar-untuk-mengefektifkan-pembelajaran-siswa.

Kamis, 21 April 2011

Makna Memperingati Hari Kartini



Hari ini 21 April 2011 merupakan hari yg memiliki makna yang penting khususnya bagi kaum wanita. Mengapa demikian? Berikut ini petikan biografi R.A Katini:
RA. Ajeng Kartini merupakan salah satu pahlawan perjuangan perempuan yang lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah . Semasa hidupnya R.A Kartini termasuk anak yang rajin dan gemar membaca buku karena itulah dia mendapat kesempatan beasiswa untuk melanjutkan sekolah keluar negri ke belanda. Namun kesempatan itu belum di manfaatkan oleh RA. kartini karena harus menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat.

Kamis, 07 April 2011

PERAN MGMP IPA SMP/MTS. KOTA MAGELANG UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN NILAI RATA-RATA IPA UJIAN NASIONAL SERTA KENDALA YANG DIHADAPI


Dokumentasi Kegiatan MGMP
 Kota Magelang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menempati posisi sangat strategis, karena terletak tepat ditengah pulau Jawa dan berada di persimpangan poros utama : Jogjakarta - Semarang ; Jogjakarta - Wonosobo ; Semarang - Kebumen - Cilacap. Jaraknya 76 km dari Semarang dan 42 km dari Jogjakarta. Salah satu misi kota Magelang adalah “Pengembangan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan memiliki etos kerja yang tinggi”. Pendidikan di Kota Magelang makin maju, kompetensi guru terus ditingkatkan. Sarana dan prasarana pendidikan juga makin diperhatikan terutama yang berkaitan dengan teknologi dan informasi.

Senin, 04 April 2011

PERTUMBUHAN & KESEHATAN FISIK UNTUK MERAIH CITA-CITA


Aku buat tulisan ini untuk mengingatkan diriku, bahwa sebagai seorang ibu aku punya tugas dan kewajiban untuk mengantarkan buah hatiku, meraih cita-citanya. Sebagai seorang guru aku juga berkewajiban untuk menyampaikan hal ini kepada siswa dan siswiku, agar mereka memperhatikan pertumbuhan dan kesehatan fisiknya. Tulisan ini aku sampaikan saat pengisian kegiatan Dharma Wanita Unit Dinas Pendidikan Kota magelang 21 januari lalu.

Senin, 28 Maret 2011

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Disarikan dari Makalah Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Guru SMP SE-JAWA TENGAH)

Penelitian tindakan berasal dari frasa action research dalam bahasa Inggris. Di samping istilah tersebut, dikenal pula beberapa istilah lain yang sama-sama diterjemahkan dari frasa action research, yaitu riset aksi, kaji tindak, dan riset tindakan. Untuk menyamakan persepsi kita, dalam tulisan ini digunakan istilah penelitian tindakan. Penelitian tindakan yang diterapkan di dalam kelas dikenal dengan istilah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam beberapa literatur bahasa Inggris, PTK tersebut memiliki beberapa nama yang berbeda meskipun konsepnya sama. Nama-nama tersebut adalah classroom research (Hopkins, 1993), self-reflective enquiry (Kemmis, 1982), dan action research (Hustler et al, 1986). Di Indonesia, istilah yang populer digunakan untuk PTK adalah classroom action research. Istilah inilah yang digunakan dalam tulisan ini.

Sabtu, 26 Maret 2011

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH GURU SMP SE-JAWA TENGAH TAHUN 2011

Dinas Pendidikan Kota Magelang menugaskan penulis untuk mengikuti Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Guru SMP Se-Jawa Tengah di LPMP Semarang tanggal 23-26 Maret 2011. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dalam menyusun rencana/proposal dan laporan Penelitian Tindakan Kelas (Action Research) dan penyusunan Karya Ilmiah lainnya dengan benar di bidang pendidikan, sehingga dapat memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat. Pelatihan ini juga merupakan tindak lanjut dari Permenpan no 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya yang akan mulai diberlakukan januari 2013. 

BAGAIMANA MENYESUAIKAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN KARAKTERISTIK SISWA. (Berbagi cerita ketika dialih tugaskan ke sekolah lain).

Mengajar di SMP N 7 Kota Magelang yang merupakan sekolah pavorit ke tiga di kota Magelang, kujalani hampir 6 tahun (tepatnya 5 tahun 10 bulan). Aku sudah beradaptasi dengan karakteristik siswa yang sejak awal mereka memiliki kemampuan diatas rata-rata. Tiba-tiba aku dipindahkan ke SMP Negeri 9 Kota Magelang, lokasi sekolah ini sangat dekat dengan rumahku. Meskipun status sekolah sama-sama SSN, ada perbedaan karakteristik siswa antara sekolah tempatku mengajar yang lama dengan SMP N 9 ini. Karakteristik siswa yang sangat jauh berbeda ini membuat aku harus beradaptasi dan pelan-pelan mengubah gaya mengajarku. Dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang ekstra dalam menjalankan tugas ini.

Minggu, 27 Februari 2011

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SMP & IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN IPA.


Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya).
Dalam tahap perkembangannya, peserta didik  SMP berada pada tahap periode  perkembangan Operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Model berfikir ilmiah dengan tipe hipotetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa (Asri Budiningsih, 2005: 39).

MEDIA PEMBELAJARAN


a.      Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan (Arief S. Sadiman dkk, 2009: 6). Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2009: 3). Pengertian  media menurut Atwi Suparman (2001:187) adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, dan sebagainya.

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)


Sekolah bertaraf internasional (SBI) merupakan sebuah jenjang sekolah nasional di Indonesia dengan standar mutu internasional. Proses belajar mengajar di sekolah ini menekankan pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang belum pernah ada (wikipedia.org). Landasan Hukum SBI tertuang dalam Undang-Undang  Sisdiknas Pasal 50 Ayat 3 (Undang-Undang,2003) disebutkan bahwa  “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”.

Selasa, 22 Februari 2011

Pembelajaran Berbasis Web (Web Based Learning) atau E-learning


Salah satu aplikasi layanan internet yang sangat populer adalah layanan World Wide Web (WWW), sehingga seolah-olah internet hanyalah web. Word Wide Web atau sering disebut web merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang terhubung menjadi suatu jaringan. Dokumen ini dikembangkan dalam format hypertext dengan menggunakan Hypertex Markup Language (HTML).  Melalui format ini dimungkinkan terjadinya link dari suatu dokumen ke dokumen lain. Selain itu fasilitas ini bersifat multimedia, yang terdiri kombinasi unsur teks, foto, grafika, audio, animasi dan video (Isjoni, 2008: 14).

TESIS S2 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN UNY


ABSTRAK

Ida Rianawaty: Pengembangan Bahan Ajar Sains Berbasis Web dengan Portal E-learning Moodle untuk Siswa SMP SBI. Tesis: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengembangkan bahan ajar sains bilingual berbasis web bagi siswa kelas VIII SMP Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang berupa portal E-learning dengan menggunakan LMS Moodle, (2) Mengetahui kelayakan bahan ajar sains bilingual berbasis web yang dihasilkan sebagai suplemen Sumber Belajar untuk siswa kelas VIII SMP Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).(3) Mengetahui efektifitas bahan ajar sains berbasis web yang dikembangkan terhadap pencapaian kompetensi matapelajaran sains siswa kelas VIII SMP Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

PREDIKSI SOAL UN IPA 2011

SOAL BIOLOGI
21.  Perhatikan gambar berikut ini!












 
Ciri-ciri makhluk hidup yang ditunjukan oleh gambar tersebut adalah....
A. tumbuh
B.  bernapas
C.  berkembang biak
D. menanggapi rangsang

Minggu, 20 Februari 2011

LESSON STUDY MGMP IPA SMP/MTs. KOTA MAGELANG KE SMP 1 SEWON BANTUL


Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA SMP/MTs. Kota Magelang melakukan Kunjungan ke SMP Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta. Kunjugan tersebut bertujuan untuk mengikuti kegiatan Lesson Study Mata Pelajaran IPA dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA di kelas. Kegiatan ini diiukuti oleh 41 Guru IPA SMP/MTs. Se-Kota Magelang yang didampingi 2 Kepala Sekolah yang merupakan Koordinator MGMP IPA. Kegiatan berjalan dengan baik, terimakasih kepada seluruh panitia atas kerjasama dan dukungannya.

LESSON STUDY


Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun lerning community. LS merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction =pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian). Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang.

Jumat, 18 Februari 2011

TEORI NEUROSAINS


1.      Sejarah Perkembangan Neurosains
Neurology dimulai ketika Cajal, ilmuwan Spanyol ( pemenang Nobel 1906/ menemukan 4 doktrin Neuron sbb:
a.  Sel saraf, sebagai unit sinyal dan blok pembentuk dasar otak disebut neuron. Neuron terdiri dari dendrite, badan sel dan axon. Dendrit adalah tunas dari badan sel yang menerima sinyal dari sel lain. Badan sel berupa selaput ( membrane) yang berisi nucleus ( DNA ). Axon yang terbentuk garis panjang dari badan sel adalah elemen yang menyampaikan informasi dendrite sel lain melalui terminal axon.

Senin, 14 Februari 2011

LOMBA CERDAS CERMAT TK.SMP/MTs. SE-KOTA MAGELANG

 
Panitia Lomba Cerdas Cermat TK.SMP/MTs. Se-Kota Magelang.

Lomba Cerdas Cermat TK. SMP/MTs. Se-Kota Magelang 14 Februari 2011 dengan tema "Siswa Jawa Tengah bermoral, Cerdas-Ceria dan Cinta Tanah Air". Kegiatan ini diikuti oleh 18 Sekolah dari 21 sekolah SMP/MTs. di Kota Magelang. Materi yang dilombakan pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan Pengetahuan Umum. Untuk LCC tahun ini aku dipercaya sebagai ketua panitia. Alhamdullilah berkat kekompakan dan kerjasama Tim, kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik. Juara I SMP N 1 Kota Magelang, Juara II SMP N 3 dan Juara III SMP Tarakanita. Juara I akan maju Ke LCC Propinsi. Meskipun Siswa dari sekolahku tdk masuk 6 besar, tapi mereka telah berusaha dan ikut berpartisipasi. Menang dan kalah dalam sebuah perlombaan harus diterima dengan sportif. "Trims ya buat temen2 Panitia yg luar biasa dedikasinya", semoga kita bertemu lagi pada kegiatan berikutnya.


Sabtu, 12 Februari 2011

WORKSHOP MGMP IPA KOTA MAGELANG

Penutupan Workshop MGMP IPA Kota Magelang

Kegiatan workshop MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) IPA Kota Magelang hari ini (sabtu, 12 Februari 2011) berakhir, semoga bermanfaat bagi teman-teman untuk mempersiapkan siswa-siswi kelas IX menghadapai ujian nasional akhir bulan april mendatang. Alhamdullilah selesai juga akhirnya, meski ada beberapa teman yang kehadirannya tidak 100 %.

Jumat, 11 Februari 2011

TEORI HUMANISTIK


Belajar sebagai suatu kegiatan yang dilakukan manusia telah menjadi objek studi para pakar sejak lama. Teori-teori belajar yang telah dikemukakan kemudian dikembangkan. Pemikiran dan pemahaman hakekat belajar terus berkembang, sejalan dengan upaya penelaahan yang terus berlangsung oleh para pakar. Contohnya Thorpe (1954) mengkonsepsikan belajar sebagai bentuk perubahan nilai, kecakapan, sikap dan perilaku yang terjadi dengan usaha yang disengaja melalui rangsangan atau stimuli. Sedangkan perubahan yang terjadi pada diri peserta didik adalah dalam bentuk tanggapan atau respon terhadap rangsangan tersebut. Gagne (1970) dan Travers(1972) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan disposisi atau kecakapan baru yang terjadi karena adanya suatu usaha yang disengaja. Sedangkan Munn (1965) berpendapat bahwa belajar itu adalah upaya memodifikasi tingkah laku sebagai perolehan dari suatu kegiatan, latihan khusus, atau hasil observasi. Proses belajar pada orang dewasa, yang pada umumnya bersifat informal, lebih berorientasi kepada penemuan (discovery), lebih organic dan holistic, melalui proses kognitif pada level operasi konkrit. Beberapa prinsip belajar berdasarkan konsep dan aliran pembelajaran.

Teori Kecerdasan Majemuk Dan Aplikasinya


Teori Kecerdasan Majemuk adalah sebuah fenomena dalam dunia pendidikan di akhir abad ke-20 dan menjadi sebuah tren dalam dunia pendidikan Indonesia akhir-akhir ini. Adalah Howard Earl Gardner (1943- ), seorang peneliti di Project Zero milik Universitas Harvard, yang mencetuskan ide mengenai kecerdasan yang menentang aliran kecerdasan utama dan tradisional yang ada saat itu. Ide itu dituangkannya dalam buku Frames Of Mind (1983) yang kemudian diikuti oleh belasan buku lain yang mengulas mengenai kecerdasan majemuk ini.

Kamis, 10 Februari 2011

KISAHKU SEBAGAI SEORANG GURU

Aku memulai profesiku sebagai guru sejak terbit SK CPNS-ku 1 Desember 2003. Aku ditempatkan di SMP Negeri 7 Kota Magelang sebagai guru IPA Biologi. Sebagai guru baru aku selalu belajar materi-materi yang akan diberikan ke siswaku, karena sudah lama sekali aku tak membuka buku. Setelah enam tahun menikah aku hanya berpredikat sebagai ibu rumah tangga yang disibukan dengan kegiatan rutin di rumah. Jadi buku-buku biologiku ini telah lama tak tersentuh. Koleksi buku-buku baru juga harus diprioritaskan, ironis sekali kalau seorang guru tak pernah meng-update referensi yang dibaca.

MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF


           Di dalam sistem pendidikan nasional, sebuah kompetensi dapat dicapai dengan tiga indikator yakni pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Artinya bahwa anak belajar dengan subjek, supaya menjadi tahu, dapat melakukan dan menjadi perilaku yang tercermin dalam keseharian hidup. Belajar berarti melakukan proses berpikir. Belajar tidak cukup hanya sekedar tahu, menguasai ilmu dan menghapal semua teori yang dihasilkan orang lain. Dengan demikian, pembelajaran hendaknya melatih anak mengembangkan kemampuan berpikir (thinking skills).

TEORI KONSTRUKTIVISTIK


MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Belajar merupakan sebuah proses bukan suatu tujuan sehingga guru diharapkan memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Beberapa strategi belajar, metode, teknik dan media pembelajaran perlu digunakan untuk mencapai tujuan ini. Fokus pembelajaran juga perlu diubah, dari pembelajaran yang berfokus pada guru ke fokus pembelajaran pada siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk merubah fokus pembelajaran ini adalah model pembelajaran kontruktivisme.

PROFESIKU

Aku tak pernah punya cita-cita jadi guru, salah satu alasannya karena tulisanku jelek. Aku gak 'PD' kalau tulisan jelekku itu dipamerkan di ruang kelas. Tapi kini aku berpredikat sebagai guru, cita-cita yang tak pernah muncul dalam benak dan mimpiku. Namun karena menjadi predikat, tentu aku harus profesional. "menjadi guru yang profesional" tak sekedar memiliki sertifikat pendidik dan memperoleh tunjangan profesi tentunya. lalu profesional yang seperti apa ya? Apa 'profesional' itu?

Aku mulai belajar merancang desain pembelajaran, memilih model, metode, strategi dan taktik pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yg menarik bagi siswa, membuat evaluasi hasil pembelajaran dan menganalisis hasil evaluasi pembelajaran. Pelan-pelan aku berusaha meningkatkan kompetensiku sebagai seorang guru, belajar dan terus belajar, mengikuti perubahan yg demikian pesatnya. Sudah profesionalkah aku? Orang lain yang menilai tentunya....