Penelitian tindakan berasal dari frasa action research dalam bahasa Inggris. Di samping istilah tersebut, dikenal pula beberapa istilah lain yang sama-sama diterjemahkan dari frasa action research, yaitu riset aksi, kaji tindak, dan riset tindakan. Untuk menyamakan persepsi kita, dalam tulisan ini digunakan istilah penelitian tindakan. Penelitian tindakan yang diterapkan di dalam kelas dikenal dengan istilah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam beberapa literatur bahasa Inggris, PTK tersebut memiliki beberapa nama yang berbeda meskipun konsepnya sama. Nama-nama tersebut adalah classroom research (Hopkins, 1993), self-reflective enquiry (Kemmis, 1982), dan action research (Hustler et al, 1986). Di Indonesia, istilah yang populer digunakan untuk PTK adalah classroom action research. Istilah inilah yang digunakan dalam tulisan ini.
Istilah penelitian tindakan itu sendiri diciptakan oleh Kurt Lewin, seorang sosiolog Amerika yang bekerja pada proyek-proyek kemasyarakatan yang berkenaan dengan integrasi dan keadilan sosial di berbagai bidang seperti perumahan dan ketenagakerjaan (Webb, 1996: 146). Seiring dengan terbitnya literatur-literatur di bidang penelitian tindakan, terdapat berbagai pengertian penelitian tindakan. Oleh Suharsimi (2006) penelitian tindakan kelas berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Dengan demikian, yang menjadi subjek penelitian adalah situasi di kelas atau individu siswa. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik- yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula (Arikunto, 2006 ).
Pengertian penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis, Ebbutt, dan Elliot yang dikutip dari Hopkins (1993: 44-45), dinyatakan bahwa action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants in social (including education) situations in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situation in which the practices are carried out. It is most rationally empowering when undertaken by participants collaboratively, though it is often undertaken by individuals, and sometimes in cooperation with ‘outsiders’. Sedangkan Dave Ebbutt menterjemahkan: action research is about the systematic study of attempts to improve educational practice by groups of participants by means of their own practical actions and by means of their own reflection upon the effects of those actions. Pengertian dari John Elliot. adalah: ‘the study of a social situation with a view to improving the quality of action within it. It aims at practical judgement in concrete situations, and the validity of the ‘theories’ or hypotheses it generates depends not so much on ‘scientific’ tests of truth, as on their usefulness in helping people to act more intelligently and skilfully. In action-research ‘theories’ are not validated independently and then applied to practice. They are validated through practice”.
Dari beberapa definisi tentang penelitian tindakan di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik PTK sebagai berikut.
1. PTK adalah suatu penelitian tentang situasi kelas yang dilakukan secara sistematik, dengan mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.
2. Kegiatan tersebut didorong oleh permasalahan dalam kelas yang dihayati oleh guru dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai orang yang berupaya membelajarkan siswa.
3. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas dan/atau meningkatkan kualitas situasi kelas tersebut, termasuk praktek-praktek yang ada di dalamnya.
4. Upaya pemecahan masalah dan/atau peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan oleh satu orang, yaitu guru kelas itu sendiri. Namun, upaya tersebut akan lebih berhasil guna apabila dilakukan secara kolaboratif oleh suatu tim yang anggota-anggotanya terdiri atas orang-orang dari dalam sekolah itu, atau secara bersama-sama antara orang-orang dari sekolah tersebut dengan pihak luar.
5. Ukuran keberhasilan PTK didasarkan pada kemanfaatannya memecahkan masalah yang timbul di dalam kelas dan/atau meningkatkan kualitas sistem dalam kelas itu serta praktek-praktek yang ada didalamnya.
6. Kredibilitas ‘teori’ atau ‘hipotesis’ ditentukan oleh kemanfaatannya dalam memecahkan persoalan praktis. Oleh karena itu validitasnya diuji melalui praktek di lapangan, tidak melalui uji kebenaran ilmiah.
Penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan siklustis yang bersifat menyeluruh, yang terdiri dari analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan penemuan fakta tambahan, dan evaluasi (Sanford, 1970). Penelitian tindakan merupakan sebuah inkuiri yang bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari (a) praktek-pratek kependidikan, (b) pemahaman terhadap praktek-praktek tersebut, dan (c) situasi pelaksanaan praktek-praktek pembelajaran (Kemmis, 1993).
Dari pendapat Sanford dan Kemmis di atas, nampaklah bahwa penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang (siklus) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi. Banyak model tentang proses daur ulang (siklus) kegiatan dalam penelitian tindakan, diantaranya adalah model dari MCKernan dan model dari Kemmis-Taggart.
Dari pendapat Sanford dan Kemmis di atas, nampaklah bahwa penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang (siklus) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi. Banyak model tentang proses daur ulang (siklus) kegiatan dalam penelitian tindakan, diantaranya adalah model dari MCKernan dan model dari Kemmis-Taggart.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar