GURU BIASA ADALAH GURU YANG MAMPU MENJELASKAN, GURU BAIK ADALAH GURU YANG MAMPU MENDEMONSTRASIKAN DAN GURU HEBAT ADALAH GURU YANG MAMPU MENGINSPIRASI SISWA.

Kamis, 10 Februari 2011

MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF


           Di dalam sistem pendidikan nasional, sebuah kompetensi dapat dicapai dengan tiga indikator yakni pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Artinya bahwa anak belajar dengan subjek, supaya menjadi tahu, dapat melakukan dan menjadi perilaku yang tercermin dalam keseharian hidup. Belajar berarti melakukan proses berpikir. Belajar tidak cukup hanya sekedar tahu, menguasai ilmu dan menghapal semua teori yang dihasilkan orang lain. Dengan demikian, pembelajaran hendaknya melatih anak mengembangkan kemampuan berpikir (thinking skills).

              Struktur kognitif yang menjadi prinsip dalam educational objectives dibangun melalui enam tingkatan berpikir yang dikembangkan oleh Lorin Anderson (2001) sebagai revisi atas taksonomi Bloom (1950). Keenam tingkatan berpikir yang dimaksud adalah mengingat (remembering), memahami (understanding), mengaplikasikan (applying), menganalisa (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
              Pembelajaran seringkali terlena dalam tiga tingkatan pertama (low order of thinking) sehingga berdampak pada pengerdilan potensi anak, padahal setiap anak lahir dengan membawa potensi yang luar biasa. Tantangan masa depan menuntut pembelajaran harus lebih mengembangkan tiga tingkatan akhir berpikir yang disebut dengan ketrampilan berpikir kreatif dan kritis (high order of thinking). Menurut Anderson (2001), mengevaluasi ditempatkan sebagai kategori utama dalam pengembangan berpikir kritis. Seseorang dapat menjadi kritis tanpa harus kreatif, tetapi produk kreatif seringkali membutuhkan pemikiran kritis. Oleh karena itu, creating diletakkan sebagai tingkatan akhir yang harus dicapai dalam proses belajar dan berpikir anak.
              Belajar bukan sekedar menemukan fakta, dan mengkontruksikannya menjadi sebuah pengetahuan. Menurut Pebruanto (2007), di dalam concept based curriculum mengisyaratkan ada 3 konsep belajar yaitu: belajar melebihi fakta (learning beyond the facts), belajar bagaimana berpikir (learning how to think), dan belajar bagaimana menemukan dan mengkonstruksikan fakta baru (learning how to find and contruct new facts). Suatu pengetahuan dianggap benar hanya bila dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai (Suparno, 1997).
             Untuk dapat membentuk watak kreatif dan produktif pada diri anak, maka pembelajaran perlu melatih menemukan masalah. Di dalam proses penemuan masalah anak dapat melakukan eksplorasi fakta, mengidentifikasi pola-pola atau hubungan antara situasi yang tidak terkait secara jelas, serta dapat menggunakan pertimbangan yang kreatif, konseptual atau induktif.Selanjutnya anak hendaknya dilatih mencari solusi kreatif dan mewujudkannya dalam sebuah karya produktif. Jadi belajar membuat anak berlatih menjadi produsen.
            Menurut Asri Budiningsih (2005), pembelajaran kreatif dan produktif adalah model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pembelajaran ini berpijak kepada teori konstruktivistik, dalam pembelajaran ini para siswa diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri konsep atau materi yang mereka dapatkan. Pendekatan pembelajaran kreatif produktif antara lain: belajar aktif, kreatif, konstruktif serta kolaboratif dan kooperatif. Karakteristik penting dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji.
              Pembelajaran kreatif produktif ini berlandaskan pada prinsip- prinsip dasar:
1.      Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran  Siswa didorong untuk menemukan / mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara seperti observasi, diskusi atau percobaan.   Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggungjawab menyelesaikan tugas bersaman. Untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias serta percaya diri.
          Pembelajaran ini bertujuan untuk:
1.      Memahamkan konsep terhadap suatu nilai, konsep atau masalah tertentu
2.      Mampu menerapkan konsep / memecahkan masalah
3.      Mampu mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut.
             Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran berbagai bidang studi, baik topik-topik yang bersifat abstrak maupun yang bersifat konkret.

II. PEMBAHASAN
A.       Siklus Belajar
        Pembelajaran  meliputi tiga hal utama yaitu fakta, konsep dan nilai. Fakta-fakta yang dieksplorasi harus dapat dikonseptualisasi untuk melahirkan nilai-nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Dengan demikian, ketika anak belajar maka sesungguhnya diharapkan dapat melatih dan mengembangkan skill belajar yang meliputi self management skills, thinking skills, research skills, communication skills, social skills, dan problem solving skills.
         Dengan semakin meningkatnya tantangan kehidupan di masa depan, menuntut pengembangan teori dan siklus belajar secara berkesinambungan. Siklus belajar yang dikembangkan dalam sebuah system pembelajaran menentukan terbentuknya karakter yang diharapkan pada diri anak. Karakter berpikir yang kreatif dan membebaskan dapat menjadi modal utama bagi anak untuk menjadi manusia mandiri dalam kehidupan masa depan yang kompetitif. Proses pembelajaran yang berkarakter, membiasakan anak belajar dan bekerja terpola dan sistematis, baik secara individual maupun kelompok dengan lingkungan yang menyediakan ruang bagi anak untuk berkreasi dan mencipta.
       Untuk membentuk karakter kreatif dan produktif menuju terciptanya kemandirian bagi siswa, maka dikembangkan siklus belajar yang meliputi lima aspek pengalaman belajar sebagai berikut:
1.      Exploring
Merespon informasi baru, mengeksplorasi fakta-fakta dengan petunjuk sederhana, melakukan sharing pengetahuan dengan orang lain atau mengambil informasi dari guru / ahli / pakar / sumber-sumber yang lain.
2.      Planning
Menyusun rencana kerja, mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan, menentukan langkah-langkah, desain karya dan rencana lainnya.
3.      Doing / acting 
Melakukan percobaan, pengamatan, menemukan, membuat karya dan melaporkan hasilnya  serta menyelesaikan masalah. 
4.      Communicating
Mengkomunikasikan / mempresentasikan hasil percobaan, pengamatan, penemuan, atau hasil karyanya, sharing dan diskusi
5.      Reflecting
Mengevaluasi proses dan hasil yang telah dicapai, mencari kelemahannya guna meningkatkan efektifitas perencanaan.
               Aspek pengalaman belajar di atas merupakan tahapan-tahapan belajar  yang memberikan            Kesempatan bagi anak untuk mengembangkan potensi belajar, berpikir dan berkreasi dalam karya. Di mana siklus pembelajaran tersebut menjadi wahana melatih anak membangun kemandiriran dan memupuk kreativitas dan produktivitas sebagai karakternya. Dalam implementasinya, siklus belajar ini konsisten dengan pendekatan konstruktivistik, inquiri, kooperatif dan kolaboratif.
               B  Kegiatan Pembelajaran  
            Pada dasarnya kegiatan pembelajaran dibagi menjadi empat langkah. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para guru / dosen dengan berpegang pada hakekat setiap langkah. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1.      Orientasi
Kegiatan pembelajaran diawali dengan orientasi untuk mengkomunikasikan dan menyepakati tugas dan langkah pembelajaran. Guru mengemukakan tujuan, materi, waktu, langkah, hasil akhir yang diharapkan dari siswa serta penilaian yang diterapkan. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Dengan negosiasi tersebut diharapkan akan terjadi kesepakatan antara guru dan siswa.
2.      Eksplorasi
Pada tahap ini, siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah / konsep yang akan dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan membaca, observasi, wawancara, menonton satu pertunjukan, melakukan percobaan,browsing lewat internet dsb. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Agar eksplorasi menjadi terarah, sebaiknya guru memberikan panduan singkat yang memuat tujuan, materi, waktu, cara kerja, serta hasil akhir yang diharapkan.
3.      Interpretasi
Dalam tahap interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, Tanya-jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali, jika memang diperlukan.
4.      Re-kreasi
Pada tahap rekreasi, siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pengalamannya terhadap konsep / topic / masalah yang sedang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Misalnya siswa dapat diminta membuat satu scenario drama dari novel yang sedang dikajinya. Rekreasi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Hasil rekreasi merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang atau ditindaklanjuti.
5.      Evaluasi
Evaluasi belajar dilakukan selama proses pembelajaran dan pada alkhir pembelajaran. Selaqma proses pembelajaran, evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan kemampuan berpikir siswa. Evaluasi pada akhir pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan siswa. Kriteria penilaian dapat disepakati bersama pada waqktu orientasi.   
BAB  IV   PENUTUP
                 Model pembelajaran kreatif produktif  mempunyai kelemahan dan kelebihan.  Adapun kelemahan-kelemahannya adalah kurang siapnya guru dan siswa untuk terlibat dalam model pembelajaran ini serta memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan kelebihan-kelebihannya telah diuraikan di atas,diantaranya siswa menjadi lebih kreatif dan produktif. Kekuatan model mpembelajaran ini membuahkan proses dan hasil belajar yang dapat memacu kreatifitas sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diharapkan guru untuk dapat menerapkan model ini dan mengembangkan sesuai dengan bidang studinya (Disusun oleh Ida Rianawaty, Nurhadi dan Rubiyat P.)

DAFTAR  PUSTAKA
Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
         2007. Makalah Pembelajaran Kreatif Produktif
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Prijosaksono, Aribowo. http://www.inline.or.id

1 komentar: